Tahukah Anda pada hari apa proklamasi kemerdekaan negara kita pertama kali dibacakan? Apakah Anda juga tahu kalau tanggal 28 Juni setahun yang lalu itu hari apa? Bagaimana dengan tanggal 6 Maret 1875, ataupun tanggal 15 Oktober 2160, jatuh pada hari apa?
Untuk pertanyaan yang pertama, Anda mungkin dapat menjawabnya dengan cara membuka-buka kembali buku sejarah yang Anda punya. Dan untuk pertanyaan yang kedua, Anda dapat menemukan jawabannya dari kalender bekas yang boleh jadi masih Anda simpan. Sedangkan untuk pertanyaan selanjutnya, Anda pasti akan merasa kesulitan, apalagi kalau harus spontan menjawabnya di luar kepala.
Dari beberapa penelusuran pada situs-situs yang memuat materi tentang bagaimana cara menebak hari, ternyata penulis menemukan perbedaan metode (patokan) yang sangat signifikan satu sama lain sehingga membingungkan ketika akan mempraktekkannya. Apalagi ketika tips tersebut hanya untuk dipergunakan pada rentang tahun yang relatif terbatas. Inilah yang kemudian membuat penulis jadi penasaran dan berusaha mencari metode sendiri yang lebih praktis, akurat dan dapat dibuktikan kebenarannya.
Dan oleh karena berdasarkan pada sistem perhitungan, maka keberhasilan penggunaan metode ini akan sangat bergantung pada kemampuan seseorang itu sendiri dalam berhitung serta daya ingatnya yang harus kuat. Meskipun bukan menjadi syarat mutlak, karena sebenarnya masih bisa disiasati dengan banyak berlatih, kekuatan intelegensi ini memiliki peranan yang sangat penting dalam akurasi jawaban yang akan dihasilkan kemudian.
Lalu, apakah Anda berminat untuk menguasai caranya? Ikuti saja terus tulisan berikut ini secara seksama:
1). Hal yang pertama sekali harus Anda kuasai betul adalah segala sesuatu mengenai kalender Masehi, yaitu hari, bulan dan tahun. Anda tentu sudah hafal dengan nama-nama hari dan bulan, juga jumlah dan urutannya masing-masing, bukan? Ya, ini penting. Karena jangan sampai kemudian, misalnya, ada orang yang bertanya: "Tanggal 31 Juni 2016 itu hari apa?" Lalu Anda sibuk mencarinya, padahal seharusnya Anda sudah tahu jika tanggal tersebut tidak ada dalam kalender Masehi. Jadi, ketelitian juga amat dibutuhkan dalam hal ini.
Selain itu, dalam sistem kalender Masehi terdapat istilah tahun kabisat, yaitu suatu tahun yang jumlah harinya sebanyak 366 hari, berbeda satu hari dengan tahun-tahun lainnya yang memiliki 365 hari. Tahun kabisat akan muncul setiap 4 tahun sekali, yaitu pada bilangan tahun kelipatan empat. Jadi, secara matematika, setiap bilangan tahun yang jika dibagi 4 hasilnya habis tak bersisa (0), maka tahun tersebut adalah tahun kabisat. Misalnya tahun 2016, maka akan menjadi 2016 : 4 = 504, yang berarti pembagiannya dapat terselesaikan tanpa sisa alias disebut tahun kabisat. Lain lagi dengan tahun 2018, maka akan menjadi 2018 : 4 = 504 sisa 2, yang artinya bukan tahun kabisat. Dan untuk mengetahui suatu tahun itu kabisat atau bukan, caranya mudah sekali, yaitu lihatlah bulan Februari di kalender. Jika terdapat tanggal 29 berarti tahun kabisat, dan jika tidak ada berarti bukan tahun kabisat. Pendek kata, seluk beluk tentang hari, bulan dan tahun dalam sistem kalender Masehi itu sangat penting karena akan menentukan sekali akurasi perhitungan selanjutnya.
2). Pelajari dan kuasai sistem pembagian 4 dan 7 di dalam metode ini. Apa memang harus begitu? Ya, sudah barang tentu. Sebab, sebelum sampai ke tahap berikutnya yang jauh lebih rumit, kemampuan berhitung sekaligus kekuatan memori ingatan Anda akan diuji terlebih dahulu di sini.
Sistem pembagian 4
Sistem pembagian 4 bertujuan untuk menentukan apakah tahun pada tanggal yang hendak Anda tebak harinya itu termasuk tahun kabisat atau bukan. Dengan cara yang amat sederhana yaitu membagi tahun yang dimaksud dengan bilangan 4, kemudian hasilnya diklasifikasikan sebagai berikut:
(T-1) x : 4 = y, sisa 1 Tahun biasa
(T-2) x : 4 = y, sisa 2 Tahun biasa
(T-3) x : 4 = y, sisa 3 Tahun biasa
(T-4) x : 4 = y, sisa 0 Tahun kabisat
Contohnya, 2016 : 4 = 504 sisa 0 berarti tahun kabisat.
Sistem pembagian 7
Sistem pembagian 7 bertujuan untuk mencari hari pada tanggal 1 Januari di tahun bersangkutan. Pengertiannya adalah bahwa jika tahun tersebut dibagi bilangan 7, maka sisa hasilnya akan menunjukkan fungsi nama hari pada tanggal 1 Januari, yang terintegrasi dengan sistem pembagian 4.
Dan seperti halnya dalam sistem pembagian 4, maka dalam sistem pembagian 7 pun akan menghasilkan sisa pembagian mulai dari 0 (tanpa sisa) sampai dengan 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Sisa pembagian tersebut kemudian penulis rangkai sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah formula baru sebagai berikut:
(T-1) 1 5 2 6 3 0 4
__________________________
Mg Jm Rb Sn Sb Km Sl
(T-2) 2 6 3 0 4 1 5
__________________________
Sn Sb Km Sl Mg Jm Rb
(T-3) 3 0 4 1 5 2 6
__________________________
Sl Mg Jm Rb Sn Sb Km
(T-4) 4 1 5 2 6 3 0
__________________________
Rb Sn Sb Km Sl Mg Jm
Apakah Anda dapat menghafalkan fungsi angka-angka tersebut? Sulit? Tentu saja sulit, tetapi di sinilah letak pijakan pertama yang harus sanggup dilalui sebelum melangkah ke tahap berikutnya. Sebab, pada hemat penulis, apabila Anda dengan cepat mampu menghafalnya berarti Anda sudah setengah jalan menguasai metode ini.
Yang perlu digarisbawahi adalah Anda harus teliti ketika menerjemahkan angka-angka tersebut ke dalam nama-nama hari pada formula di atas. Sebab, setiap angka memiliki terjemahan yang berbeda-beda tergantung pada klasifikasi tahun yang ditempatinya. Misalnya angka 3 pada T-1 diterjemahkan sebagai hari Sabtu, sementara di T-2 sebagai hari Kamis, kemudian di T-3 sebagai hari Selasa, dan terakhir di T-4 sebagai hari Minggu. Jadi, Anda harus betul-betul teliti. Jangan sampai terkecoh atau terpaku pada salah satu terjemahan saja. Camkan baik-baik hal ini!
Lalu, bagaimanakah implementasi dari sistem pembagian 4 dan 7 tersebut? Coba teliti beberapa contoh di bawah ini:
-- Tahun 2013, jika dibagi 4 akan bersisa 1 (lihat di baris T-1) dan jika dibagi 7 bersisa 4 (pada baris T-1 tersebut 4=Sl atau Selasa), sehingga dapat disimpulkan bahwa 1 Januari 2013 jatuh pada hari Selasa.
-- Tahun 2018, jika dibagi 4 akan bersisa 2 (lihat di baris T-2) dan jika dibagi 7 bersisa 2 (pada baris T-2 tersebut 2=Sn atau Senin), sehingga dapat disimpulkan bahwa 1 Januari 2018 jatuh pada hari Senin.
-- Tahun 2015, jika dibagi 4 akan bersisa 3 (lihat di baris T-3) dan jika dibagi 7 bersisa 6 (pada baris T-3 tersebut 6=Km atau Kamis), sehingga dapat disimpulkan bahwa 1 Januari 2015 jatuh pada hari Kamis.
-- Tahun 2020, jika dibagi 4 akan bersisa 0 (lihat di baris T-4) dan jika dibagi 7 bersisa 4 (pada baris T-4 tersebut 4=Rb atau Rabu), sehingga dapat disimpulkan bahwa 1 Januari 2020 jatuh pada hari Rabu.
(Catatan: Beberapa contoh di atas, dapat Anda telusuri kebenarannya melalui file kalender di handphone atau laptop)
Apakah Anda sekarang sudah dapat memahami sistem pembagian 4 dan 7 tersebut? Jika sudah, Anda mungkin dapat melanjutkan pencarian sendiri ke titimangsa yang hendak Anda tebak harinya itu. Misalnya dengan cara menyusun kalender yang sudah diketahui tanggal 1 Januari-nya tadi ke tanggal yang dituju. Apakah Anda dapat melakukannya sendiri?
3). Amatilah dengan serius tips berikut untuk menunjang efektifitas memori ingatan Anda dalam menghafalkan formula di atas. Dan ambil saja contoh pada T-1 berikut:
1 5 2 6 3 0 4
______________________________
Mg Jm Rb Sn Sb Km Sl
Perhatikanlah, pada deretan angka di atas terdapat keteraturan yaitu selalu loncat satu secara berulang.
1 ... 2 ... 3 ... 4
5 ... 6 ... 0
Jadi untuk T-1, angka awalnya adalah 1, kemudian berderet angka selanjutnya dengan cara seperti di atas. Demikianlah, dengan pola yang sama, akan Anda temukan pula keteraturan pada T-2, T-3 dan T-4. Sampai di sini, sekali lagi, apakah Anda sudah mampu menghafalnya?
Kalau belum, hafalkan saja angka-angka berikut ini: 15, 26, 30, 41, 52, 63. Ya, hafalkan terus berulang kali. Sebab, angka-angka tersebut akan senantiasa muncul berurutan pada setiap kelompok tahun, bukan? Coba, lihat lagi di atas!
Selanjutnya, perhatikanlah deretan nama hari di bawah deretan angka pada fungsi T-1 di atas. Nama-nama hari tersebut dalam bentuk singkatan, dan merupakan fungsi penerjemah dari angka-angka di atasnya. Dan ternyata nama hari ini pun berderet teratur loncat dua secara berulang.
Mg ... ... Sn ... ... Sl
Rb ... ... Km
Jm ... ... Sb
Demikian juga seterusnya, dengan pola yang sama, akan ditemukan keteraturan pada T-2, T-3 dan T-4. Keteraturan semacam ini jelas akan mempermudah ingatan Anda, bukan? Lalu, apakah Anda masih belum hafal juga?
Coba perhatikan lagi pada deretan nama hari T-1 tersebut! Apa yang Anda temukan? Ternyata ada keteraturan yang lain, dengan pola mundur loncat satu, bukan? Lihat saja yang di bawah ini:
Mg...Jm...Rb...Sn... Sb...Km... Sl
Jadi, menurut Anda, dengan cara mana yang paling mudah untuk dihafalkan?
Yang jelas, ada dua point yang harus Anda kuasai di sini:
Pertama, menghitung pembagian 4 dan 7 dengan sisa hasilnya secara cepat.
Kedua, mencari dan menerjemahkan angka akhir yang dimaksud ke dalam hari pada tanggal 1 Januari dengan cepat pula.
Dan tentu saja, bila sudah tahu tanggal 1 Januarinya, maka Anda tinggal urutkan saja tanggal selanjutnya hingga menuju tanggal yang hendak dicari harinya itu. Untuk dapat menemukannya di luar kepala memang bukan perkara mudah. Perlu insting yang kuat, juga latihan yang serius. Apalagi yang dicari kebetulan bulan yang agak jauh dari Januari, misalnya Oktober. Hm, apakah Anda mampu?
Jika belum, sekali lagi, Anda harus banyak berlatih. Bila perlu, undang teman atau orang dekat Anda untuk membantu dan meningkatkan kemampuan Anda sampai mahir. Dan yang pamungkas, Anda harus membaca formula selanjutnya di blog ini (part 2).
Selamat mencoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar